Mendapat momongan merupakan dambaan bagi setiap pasangan keluarga. Anak merupakan anugerah dan penerus penurunan. Saat ini masalah yang kerapkali timbul bagi pasutri adalah sulitnya mendapat momomgan. Kasus infertilitas makin lama makin meningkat. Infertilitas merupakan suatu permasalahan yang cukup lama dalam dunia medis. Namun sampai saat ilmu kedokteran baru berhasil menolong 50% pasangan untuk memperoleh momongan. Di masyarakat infertilias di salah artikan sebagai ketidakmampuan untuk memiliki anak atau “kemandulan”, pada kenyataan dibidang reproduksi diartikan sebagai kekurangmapuan pasangan untuk mengahasilkan keturunan, jadi bukan ketidakmampuan mutlak. Terdapat dua macam infertilitas yaitu primer dan sekunder. Lantas apa makna dan perbedaannya? Infertilitas primer adalah pasangan suami istri yang belum pernah memiliki anak sebelumnya atau belum dikaruniai anak dan melkukan hubungan seksual rutin sebanyak 2-3kali seminggu tanpa kontrasepsi dalam kurun waktu 1 tahun. Berbeda dengan isfertilitas sekunder diartikan pasangan suami istri yang sebelumnya telah dikaruniai anak namun mengalami kesulitan untuk mendapatkan anak yang selanjutnya.
Perlu diketahui banyak faktor dari penyebab ketidak suburan. Mungkin akibat banyak faktor tersebut sehingga muncul mitos-mitos penyebab ketidak suburan. Baiknya jangan langsung percaya akan tetapi dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter. Berikut mitos seputar mendapat momongan yang terlaris di masyarakat
- Ketidaksuburan adalah murni maslah wanita
Ternyata tidak juga, faktanya hampir 35% peyebab berasal dari faktor pria yaitu sperma, sedangkan 10% oleh karena faktor yang tidak diketahui. Jelas sekali masalah ketidaksuburan oleh karena pria lebih mendominasi.
- Saya masih muda jadi pasti subur dan tidak ada maslah memperoleh anak.
Usia memang sangat berpengaruh terhadap kondisi fertilitas seseorang. Namun usia muda tidak lantas menjadi jaminan bahwa PASTI akan mendapatkan keturunan. “Semakin bertambahnya usia wanita,kesuburan memang semakin menurun. Di Indonesia hal ini umumnya mulai terjadi pada usia 33 tahun.” Wanita usia berkisar 20 hingga 25 tahun memiliki kemungkinan keguguran atau kegagalan dalamkehamilan sebesar 10%. Sedangkan wanita usia lebih dari 35 tahun probabilitas memiliki anak sebesar 20%.
- “ saya memiliki anak … so pasti… mudah mendapatkan anak kedua dan selanjutnya.”
Faktanya terdapat kondisi fertilitas sekunder yang telah dibahas. Banyak faktor yang berpengaruh usia, gaya hidup,infeksi,gangguan menstruasi dan tumor yang timbul setelah mendapat anak.
- Kegemukan tidak mempengaruhi dalam memiliki momongan
Kenyataan obesitas terutama pada wanita sangat berpengaruh terhadap siklus menstruasi. Seringkali wanita dengan kegemukan mengalami gangguan pada pola menstruasi. Hal ini diakibatkan perubahan profil dari hormon esterogen yang berdampak pada pertumbuhan dari sel telur. Disimpulkan perlunya mengatur berat badan yang ideal agar memiliki momonngan.
- Mengadopsi anak agar cepat hamil.
Kenyataannya angka kehamilan pada pasangan yang mendapat terapi kesuburan tidak jauh berbeda antara setelah adopsi dan tidak adopsi berkisar 10% hingga 15%.
- “Semakin sering pasangan berhubungan maka semakin cepat memiliki anak”
Bahwa hubungan intim yang baik dalam seminggu adalah 2 hingga 3 kali tanpa melihat masa subur. Diperkirakan umur sperma berkisar 2hari sehingga adnya jeda waktu tidak berhubungan sperma yang berada dalam mulut rahim masih bisa membuahi sel telur pad saat mas subur tiba (ovulasi).
- Ketidaksuburan merupakan faktor keturunan.
Faktanya bahwa faktor genetik dapat berpengaruh terhadap fasilitas seseorang namun angkanya kecil. Faktor yang lebih dominan adalah kegemukan, gaya hidup dan lingkungan. Faktor yang dominan dapat mempengaruhi baik kwalitas sel telur ataupun sperma.
- Makan tauge dapat meningkatkan kesuburan pria sehingga istri lebih cepat hamil.
“Inilah mitos kesuburan paling legendaris di Indonesia, tapi kenyataannya tidak benar. Level of evident atau bukti ilmiah taige meningkatkan kesuburan justru rendah.” Tauge memang kaya akan vitamin E dan antioksidan, tapi kandungan ini tidak lantas membuat seseorang wanita dapat cepat hamil.
Masih percayakah terhadap mitos ? Apapun kondisi baiknya dikonsultasikan. Semoga bermanfaat