Air Ketuban Habis

Air Ketuban Habis!

Kali ini saya akan membahas mengenai “Ketuban Habis” atau yang biasa disebut Oligohidramnion. Air ketuban, adalah salah satu sistem penunjang kehidupan bayi dalam rahim yang paling utama. Ia memenuhi kantong kehamilan, melindungi bayi dari gangguan dari luar, infeksi, memberi nutrisi pada bayi, membantu pertumbuhan organ, menjadi media bagi bayi untuk bergerak dalam rahim. Cairan ketuban juga berfungsi mencegah tali pusat tertekan yang bisa membahayakan bayi.

Air ketuban dibentuk sejak bayi usia 12 hari.  Awalnya dari ibu, kemudian setelah usia 20 minggu terutama berasal dari kencing bayi. Pada trimester kedua bayi akan menelan air ketuban, dan mengembalikannya dalam bentuk kencing. Kencing bayi inilah yang membentuk sebagian besar cairan ketuban. Jika salah satu proses ini terganggu maka dapat terjadi gangguan pada jumlah air ketuban dalam rahim.

Lantas, sering kita temukan kasus dimana ibu hamil dengan jumlah air ketuban berkurang. Mengapa demikian? Ketuban berkurang (Oligohidramnion), adalah berkurangnya jumlah air ketuban, yang diketahui melalui pemeriksaan USG. Kira-kira 8% ibu hamil dapat mengalami kasus ini, dengan hanya separuhnya yang terdeteksi. Berkurangnya air ketuban bisa terjadi kapan saja, namun paling sering pada trimester 3 (akhir). Kejadian ini hanya bisa dideteksi dari pemeriksaan USG, tidak bisa melalui pemeriksaan fisik.

Lantas, apa penyebab ketuban menjadi berkurang sampai habis?

Berikut beberapa penyebab yang paling sering terjadi.

  • Ketuban Pecah Prematur. Terjadinya robekan selaput ketuban, sehingga air ketuban merebes keluar.
  • Masalah Plasenta (Ari-ari). Jika fungsi plasenta memberi makan dan oksigen ke janin terganggu, maka janin akan berhenti memproduksi kencing, sehingga air ketuban berkurang.
  • Kehamilan Lewat Waktu (Post Date). Kehamilan yang masih terus berlanjut melebihi taksiran persalinan. Semakin lama kehamilan diteruskan melebihi taksiran persalinan, maka jumlah air ketuban akan semakin berkurang dan habis.
  • Kelainan pada Janin. Biasanya kelainan pada sistem kencing bayi (ginjal dan salurannya) bisa menyebabkan produksi kencing bayi sedikit.
  • Penyakit Ibu. Seperti dehidrasi, hipertensi, preeklampsia, diabetes, dan lain-lain.

 

Apa bahayanya ketuban berkurang atau habis?

Tergantung kapan terjadinya. Semakin dini terjadinya maka semakin tinggi risiko untuk bayi. Pada trimester pertama, jika ketuban habis bisa terjadi keguguran, kematian bayi, sampai kecacatan bayi karena tertekannya bayi dalam rahim tanpa dilindungi air ketuban. Pada trimester kedua bisa terjadi kematian janin, bayi kecil, persalinan prematur, penekanan tali pusat, ketuban keruh, bayi lahir dalam kondisi jelek, kebutuhan SC meningkat.

Bagaimana penanganan ketuban habis?

Untuk kasus dimana berat bayi sudah cukup, maka dokter akan menyarankan mengakhiri kehamilan dengan operasi Sesar.

Apakah tidak boleh normal?

Dengan ketuban habis sangat berisiko tinggi terjadi kematian bayi jika dilakukan persalinan normal karena penekanan bayi maupun tali pusat di dalam rahim tanpa pelindung air ketuban.

Untuk kasus masih prematur, maka dokter akan menyarakan rawat inap di RS dengan pengawasan ketat dan pemberian obat2an. Jika jumlah cairan ketuban makin habis maka bayi terpaksa dilahirkan prematur.

Apakah kejadian ini bisa dicegah?

Sangat sulit, maka yang terpenting adalah kontrol teratur ke dokter untuk mendeteksi dini hal ini.

 

 

dr.-Muhammad-Ilham-Aldika-Akbar-SpOG1

 

Narasumber

Muhammad Ilham Aldika Akbar, SpOG
Dokter Spesialis Kebidanan Kandungan
RSIA Kendangsari Merr
Surabaya

 

START TYPING AND PRESS ENTER TO SEARCH