Preeklampsia adalah sindroma yang dapat menyerang seluruh organ tubuh. Tekanan darah tinggi hanya merupakan gejala awal saja dari preeklampsia dan dapat berkembang menimbulkan berbagai komplikasi. Salah satu komplikasi paling fatal dan berbahaya adalah terjadinya Eklampsia.
Eklampsia adalah komplikasi yang muncul dari sindroma preeklampsia, yang ditandai terjadinya kejang sampai koma pada ibu hamil. Eklampsia terjadi pada ± 1% ibu hamil yang mengalami preeklampsia. Meskipun kejadian jarang, namun dapat berakibat fatal.
Penyebab pasti eklampsia sampai saat ini belum diketahui, namun disepakati pada preeklampsia terjadi gangguan pada lapisan dalam pembuluh darah disebabkan bahan-bahan dari plasenta atau darah janin. Memprediksi ibu hamil yang akan mengalami preeklampsia atau eklampsia masih cukup sulit dilakukan. Namun beberapa faktor risiko preeklampsia telah dapat diidentifikasi.
Eklampsia sendiri ditandai dengan adanya kejang (bisa sekali atau berulang kali) kemudian dapat terjadi koma (tidak sadar) pada ibu hamil. Sebelum terjadi kejang biasanya ada gejala tertentu, seperti: pandangan kabur, pandangan ganda, muncul titik2 pada pandangan, nyeri kepala hebat, mual muntah berlebihan, peningkatan tekanan darah, nyeri ulu hati, gangguan kencing dll. Risiko kejang meningkat dengan semakin meningkatnya tekanan darah. Dikatakan jika tekanan darah > 160/110 mmHg maka risiko terjadinya eklampsia meningkat.
Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk memberi pertolongan pertama pada ibu hamil yang kejang (eklampsia):
- Pasang sendok / sudap lidah diantara lidah dan gigi untuk mencegah tergigitnya lidah saat kejang.
- Jika ibu muntah, miringkan dan rendahkan posisi kepala untuk mencegah aspirasi (masuknya sisa makanan ke dalam saluran pernafasan, yang hal ini dapat menimbulkan penyumbatan sampai kerusakan saluran nafas yang sangat fatal).
- Hindarkan ibu kejang dari lingkungan atau hal-hal yang berbahaya, misal hindarkan dari api, benda tajam dll.
- Fiksasi (ikat) ibu pada pergelangan tangan / kaki pada tempat tidur supaya tidak melukai dirinya sendiri. Ikatan harus longgar supaya tidak juga melukai tangan / kaki ibu. Jika tidak ada fiksasi, cukup dipegangi saja.
- Saat selesai kejang, jangan sekali-sekali memberikan minuman. Karena kondisi ibu masih setengah sadar, fungsi refleks nafas belum kembali, pemberian minuman bisa menyebabkan aspirasi ke saluran nafas (yang komplikasinya lebih fatal).
- Segera siapkan kendaraan dan perlengkapan untuk membawa ke RS.
Jika muncul gejala-gejala preeklampsia / eklampsia ibu hamil harus segera ke RS untuk mendapatkan penanganan. Bahkan jika terjadi preeklampsia saja ibu hamil sudah harus ditangani di RS. Karena akan terlambat jika sudah muncul gejala eklampsia sedangkan ibu hamil belum berada di RS. Keterlambatan penanganan di RS sangat menentukan keselamatan ibu dan bayi. Penanganan eklampsia di RS membutuhkan kerjasama tim ahli yang kompeten dan fasilitas RS yang memadai.
Pahamilah kondisi ini, dan sebarkan pada siapa saja kenalan anda tentang hal ini untuk lebih meningkatkan kewaspadaan akan terjadinya eklampsia. Semoga ke depan tidak ada lagi ibu hamil yang meninggal disebabkan eklampsia. Semoga bermanfaat.
Narasumber
dr. Muhammad Ilham Aldika Akbar, SpOG
Dokter Spesialis Kebidanan Kandungan
RSIA Kendangsari Merr
Surabaya