Penyebab pasti preeklampsia sampai saat ini belum jelas, namun disepakati bahwa faktor utama yang paling berpengaruh adalah plasenta dan janin (atau kehamilan itu sendiri). Karena itu, sampai saat ini terapi definitif (terbaik) penanganan preeklampsia adalah dengan mengakhiri kehamilannya.
Jika penyebab pasti belum diketahui, beberapa kondisi telah diidentifikasi sebagai faktor risiko preeklampsia. Faktor risiko ini bisa kita bagi tiga: faktor ibu, bapak, dan kehamilan.
Faktor terkait kehamilan:
- Kelainan kromosom janin
- Hamil anggur (mola hidatidosa)
- Kelainan bawaan janin
- Kehamilan kembar (multipel)
- Bayi tabung
- Infeksi pada kehamilan (gigi, saluran kencing, dan lain-lain)
Faktor risiko pada ibu:
- Usia < 20 tahun
- Usia > 35 tahun
- Ras kulit hitam
- Riwayat keluarga pernah terkena preeklampsia
- Riwayat kehamilan sebelumnya pernah preeklampsia
- Stres fisik / mental
- Obesitas (kegemukan)
- Kehamilan pertama
- Penyakit metabolik (darah tinggi, kencing manis, kadar lemak berlebih dll)
Faktor terkait bapak:
- Anak pertama
- Riwayat menikah sebelumnya istri juga terkena preeklampsia
Hal-hal di atas menjadi petunjuk bahwa seorang ibu memiliki risiko terjadi preeklampsia dalam kehamilannya. Jika ditemukan kondisi / faktor risiko di atas sebaiknya melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin di rumah sakit. Semoga bermanfaat.
dr. Muhammad Ilham Aldika Akbar, SpOG
Dokter Spesialis Kebidanan Kandungan
RSIA Kendangsari Merr
Surabaya