Assalamu’alaikum dokter.
Saya baru mempunyai seorang putra berusia 3,5 tahun. Saya bingung mengapa gigi balita saya ini mulai tampak menghitam ? Padahal sejak kecil, saya sudah membiasakan dia untuk tidak makan yang manis-manis dan menyikat gigi sehari 2 kali, terutama sebelum tidur. Apakah ini penyakit atau ada faktor lain yang menyebabkan demikian, dok ?
Rini Stanis – Krian
Jawab:
Wa’alaikumussalam wa rahmatullahi wabarakatuh.
Terima kasih atas pertanyaan Bunda Rini di Krian. Karies Gigi pada balita atau dalam istilah medis disebut Early Childhood Caries (ECC) merupakan karies gigi pada 1 gigi atau lebih, atau hilang / rusaknya gigi dengan kondisi parah karena karies gigi, atau adanya penambalan gigi pada gigi susu ketika anak berusia antara 0-6 tahun.
Karies gigi tidak selalu berupa lubang atau kavitas. Kadang terdapat warna keputihan seperti kapur yang lebih putih dari pada gigi sekitarnya. Keadaan ini disebut white spot lesion dimana mulai terjadi proses karies awal (early decay). Namun belum terbentuk lubang gigi (kavitas). Biasanya white spot terlihat di bagian gigi yang dekat dengan gusi (leher gigi). Pada keadaan ini bila didiamkan akan menjadi lubang atau kavitas (moderate decay) atau bahkan proses karies yang lebih parah (advanced decay).
Sebagai orang tua, ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangangan karies yang harus dicermati :
- Bentuk gigi
Ukuran dan bentuk gigi berperan pada perkembangan karies. Karena sisa-sisa makanan lebih mudah menumpuk pada bagian gigi belakang, seperti gigi geraham dimana pada gigi tersebut terdapat bagian kunyah yang terdiri dari pit dan fissure atau lekukan.
- Faktor jumlah saliva
Saliva atau ludah merupakan sistem pertahanan mulut karena berfungsi untuk membersihkan sisa makanan dan bakteri dari gigi dan melawan produksi asam dari sisa makanan yang menumpuk di gigi. Semakin sedikit jumlah saliva, gigi akan semakin rentan terkena karies.
Studi terbaru yang dilakukan oleh ilmuwan dari University of Illinois menemukan bahwa air liur bayi mengandung sejumlah bakteri yang dapat menyebabkan karies gigi pada balita. Sehingga perawatan gigi harus di perkenalkan sejak usia 19 bulan, tetapi penelitian ini menegaskan bahwa perawatan gigi harus dimulai sejak belum tumbuh gigi.
- Faktor mikroorganisme
Mikroorganisme kariogenik utama penyebab karies adalah Streptococcus mutans dan Streptococcus sobrinus yang merupakan mikroorganisme patogen. Kedua mikroorganisme ini dapat berkolonisasi di permukaan gigi dan cepat menghasilkan asam yang berujung pada kerusakan gigi.
- Makanan manis
Mulut dihuni oleh bakteri pemakan gula yang sangat menyukai makanan manis. Bakteri pemakan gula tersebut akan mengubah gula dan menyebabkan kondisi asam pada mulut yang dapat mengikis enamel gigi.
Hanya dalam waktu sekitar 20 detik setelah mengonsumsi makanan manis, bakteri sudah mengubah kondisi mulut menjadi asam yang dapat bertahan sampai setengah jam. Sehingga penting untuk menggosok gigi setelah makan makanan manis.
- Makanan asam
Makanan asam seperti jeruk dapat berkontribusi terhadap kerusakan gigi. Makanan asam berbahaya karena dapat menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi bakteri jahat dalam mulut. Makanan asam dapat mengikis enamel gigi dan menyebabkan gigi berlubang. Hindari makan makanan yang terlalu asam atau segera netralkan kondisi mulut setelah makan makanan asam.
Jangan langsung menyikat gigi setelah makan makanan asam, karena asam dapat melembutkan enamel dan membuatnya lebih rentan ketika disikat. Sebaliknya, bilas mulut Anda dengan air atau obat kumur dan tunggu hingga 30 menit sebelum menyikat gigi.
- Kebiasaan menggosok gigi
American Academy of Pediatric Dentistry merekomendasikan bahwa seorang anak harus memulai menjaga kebersihan mulut jauh sebelum tumbuh gigi. Bau mulut, noda pada gigi, atau gigi berlubang disebabkan karena perawatan mulut yang buruk sejak balita.
Ajari anak menyikat gigi setiap 30 menit setelah selesai makan atau setidaknya 2 kali sehari. Kunjungi dokter gigi untuk memperoleh saran perawatan gigi yang tepat untuk anak Anda.
- Genetika
Genetika memiliki pengaruh penting terhadap setiap perkembangan fisiologis alami manusia. Gen tidak hanya dapat menentukan warna rambut dan tinggi tubuh tetapi juga bertanggung jawab pada kondisi gigi.
Kekerasan enamel gigi juga dipengaruhi oleh faktor genetika. Sehingga seberapa keras usaha untuk menjaga kesehatan gigi, berbeda dari orang ke orang. Penyakit periodontal yang disebut penyakit gusi, juga telah dikaitkan dengan genetika. Penyakit gusi tersebut dapat menyebabkan kerusakan serius pada jaringan dan tulang dari mulut sehingga mengakibatkan infeksi parah dan kehilangan gigi.
Demikian penjelasannya, Bunda. Semoga bermanfaat.
Narasumber
Kartika Darma Handayani, SpA
Dokter Spesialis Anak
RSIA Kendangsari Merr
Surabaya