Growth faltering disebut juga sebagai gangguan atau guncangan pertumbuhan. Growth faltering adalah kecepatan pertumbuhan yang lebih lambat dari yang dibutuhkan untuk mempertahankan posisi anak di persentilnya. Growth faltering ditandai dengan penurunan kurva pertumbuhan anak.
Kurva yang digunakan sebagai acuan adalah kurva Zscore WHO menurut indeks berat badan terhadap usia (BB/U) atau Weight for Age Z-score (WAZ). Apabila growth faltering tidak dicegah maupun diatasi, maka dapat berlanjut menjadi growth failure (kegagalan pertumbuhan), stunting, penurunan IQ, terhambatnya perkembangan motorik dan kognitif serta meningkatnya morbiditas dan mortalitas anak.
Berdasarkan penelitian yang sudah ada, growth faltering umumnya terjadi pada usia kurang dari 2 tahun. Berat badan anak mulai mengalami faltering pada usia 3 bulan, dan terus menurun dengan cepat hingga usia 12 bulan, penurunan lebih lambat terjadi hingga usia 18-19 bulan. Prevalensi growth faltering di Inggris adalah 5-9%.9 Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, tidak disebutkan prevalensi anak dengan growth faltering di Indonesia, namun disebutkan prevalensi balita berat kurang (underweight) di Indonesia (19,6%) maupun di Jawa Tengah yang meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2010.
Bayi usia 2-6 bulan dengan jenis kelamin perempuan lebih berisiko mengalami growth faltering. Penelitian terdahulu menyatakan bahwa growth faltering dapat terjadi pada jenis kelamin laki-laki maupun perempuan. Growth faltering yang terjadi pada laki-laki diperkirakan karena pemberian MP-ASI dini, sedangkan pada perempuan diperkirakan karena pemberian makanan yang lebih sedikit. Berdasarkan hasil wawancara pada penelitian ini, sebagian besar ibu subjek yang memiliki bayi laki-laki memang memberikan ASI lebih sering dibandingkan dengan ibu yang memiliki bayi perempuan.
Pendekatan bayi dan ibu dalam menyusui pn sangat mempengaruhi atau yang biasa disebut manajemen laktasi yang betul. menurut dr. Dini Adityarini, SpA “Untuk deteksi dini dan antisipasi ketika bayi mengalami Growth Faltering maka diusahakan saat melakukan pemeriksaan / atau vaksin tidak hanya melakukan vaksin tetapi dilakukan juga timbang berat badan, mengukur panjang badan, mengukur lingkar kepala agar untuk pemeriksaan selanjutnya pihak medis tidak kesulitan untuk mencari / deteksi lebih lanjut” .