GOSIP DAN FAKTA TENTANG VAKSIN
Imunisasi adalah suatu tindakan untuk memberikan perlindungan atau kekebalan di dalam tubuh bayi dan anak kita dengan jalan menyuntikkan atau meneteskan vaksinasi untuk mencegah penyakit-penyakit menular yang sangat berbahaya bagi bayi dan anak. Cara kerja dari vaksin adalah dengan memasukkan bahan dari virus/kuman ke dalam tubuh yang dapat menyebabkan timbulnya atibodi atau pertahanan tubuh namun tidak menyebabkan sakit. Tubuh kita mempumyai kemampuan untuk mengingat atau memory terhadap konsisi ini sehingga saat terjadi infeksi sesungguhnya tubuh sudah memounyai perlindungan dan kekebalan sehingga tidak jatuh sakit. Sangat tidak benar jika vaksin berbahaya atau terbuat dari janin bayi mengandung babi bingkai mengandung racun mengakibatkan autisme menimbulkan bengkak dan nanah atau bahkan kematian. Itu semua hanyalah gosip. Faktanya adalah teknik pembuatan vaksin sama sekali tidak mengandung bahan berbahaya. Teknik pembuatan vaksin terbukti aman dan halal.
Isu tentang vaksin MMR menyababkan autism yang sempat menghebohkan, ternyata tidak terbukti. Isu ini dilontarkan oleh dokter ahli bedah inggries Walkefield yang bukan dokter sepsialis anak hanya dengan responden 18 anak. Ternyata ada pemalsuan data dan dinyatakan tidak sahih oleh British Medical Assosiation pada tahun 2011. Bebrapa penelitian menunjuakan bahwa thimerosal yang terkandung dalam vaksin dan dianggap sebagai autism terbukti tidak menyababkan autism dengan membandingkan anak-anak yang menerima vaksin yang mengandung thimerosal dan yang tidak. Penelitian lain di Eropa tahun 1992 dan di USA 2001 membandingkan kejadian autis saat thimerosal diapakai pada vaksin dan setelah dihentikan penggunaannya pada vaksin, ternayata tidak didapatkan penurunan kejadian autis. Publikasi oleh 26 penelitian lainnya menunjukan tidak adanya hubungan vaksin dengan autism.
Isu/gosip lainnya adalah tentang kehalalan vaksin, yang menyebutkan bahwa vaksin terbuat dari babi. Manyarakat tidak boleh takut karena hal itu tidaklah benar. Tripsin yang digunakan bukan bahan pembuat vaksin. Tripsin adalah bahan yang digunakan sebagai katalisator pemecahan protein untuk makanan kuman/virus yang dibiakkan di media virus. Virus kemudaian diambil zat aktifnya yang disebut antigen untuk menimbulkan antibodi bahan ini kemudian dicuci dan dimurnikan sampai dengan 1/67.5 miliar kali sehingga hasil akhir vaksin sama sekali tidak mengandung tripsin. Kementrian Kesehatan bersama dengan MUI sudah mengeluarkan fatwa halal pada vaksin.
MANFAAT DAN KEAMANAN VAKSIN
Hingga saat ini, di 194 negara justru menyatakan bahwa imunisasi terbukti aman dan bermanfaat,termasuk 34 negara dengan mayoritas dengan penduduk muslim tetap gencar melakukan imunisasi rutin agar lebih dari bayi 85% bayi dan anak terlindung dari penyait berbahaya yang dapat dicegah dengan imunisasi. Beberapa penyakit yang dapat dicegah melalui Imunisasi adalah penyakit TBC (Tuberculosis), Difteri,Pertusis (batuk 100hari),Tetanus,Poliomielis,Campak,Hepatitis,Mump/gondongan,Rubella,Tifus,dan lain sebagainya. Jika banyak balita tidak diimunisasi,maka akan terjadi wabah,sakit berat,kematian atau kecacatan. Contohnya wabah polio tahun 2005-2006 yang menyebabkan 351 balita lumpuh seumur hidup. Wabah campak 2008-2010, dan wabah difteri 2005-2012 di Jawa Timur menyebabkan 1789 anak dirawat dirumah sakit dan lebih dari 94 anak meneinggal dunia.
Dengan imunisasi yang lengkap dan teratur maka akan timbul kekebalan spesifik yang mampu timbulnya penyakit,penularan,wabah dan kecacatan bahkan kematian. Setelah diimunisasi lengkap, anak masih bisa tertular penyakit tersebut namun gejalanya jauh lebih ringan dan tidak berbahaya, sehingga mencegah timbulnya wabah.
GEJALA YANG MENYERTAI SETELAH IMUNISASI
Setelah imunisasi kadang-kadang terjadi demam, kemerahan dan bengkak sedikit di sekitar tempat suntikan, itu adalah reaksi yang wajar, tidak berbahaya dan akan hilang dalam beberapa hari. Segera berikan obat penurun panas tiap 4 jam sesuai dosis yang dianjurakan oleh dokter / perawat / bidan, pakai baju yang tipis, minum sering, bila panas tinggi boleh dikompres dengan air hangat. Bila panas tetap berlanjut lebih 2hari, sebaiknya dibawa kembali ke tempat dilakukannya imunisasi, untuk pemeriksaan lebih lanjut.
SAKIT RINGAN BUKAN HALANGAN UNTUK IMUNISASI
Bayi yang sedang batuk pilek, mencret sedikit tanpa demam, dan tidak rewel boleh diimunisasi. Bayi, balita yang ceria walau sedang batuk pilek ringan tanpa demam (karena iritasi atau alergi), atau diare ringan, boleh diimunisasi, terbukti aman dan efektif. Apabila imunisasi tertunda atau melewati jadwal yang ditentukan, tidak hangus, dan tidak perlu diulang. Lanjutkan imunisasi sesuai urutan. Setealah imunisasi lengkap ketika bayi perlu dilanjutkan pada usia balita, sekolah dan remaja, bahkan sampai dewasa dan usia lanjut.
JENIS, MANFAAT DAN JADWAL IMUNISASI
Pemerintah Indonesia baru mampu menyediakan subsidi untuk sebagian vaksin-vaksin tersebut yaitu : Hepatitis B, Polio,BCG,DPT,Campak,dan tahun ini ditambah Hib. Imunisasi yang belum disediakan oleh pemerintah antara lain : Pneumokokus, Rotavirus, Influenza, MMR, Demam Tifoid, Cacar air, Hepatitis A, Kanker Leher Rahim(HPV) dan Meningitis untuk Jemaah haji. Oleh karena itu orang tua perlu mengetahui manfaat dan jadwal imunisasi semua vaksin yang ada.
Dr.Lenny Kartina, SpA
Imunisasi Hepatitis B: untuk mencegah kerusakan hati akibat serangan virus Hepatitis B. Bila berlanjut sampai dewasa dapat menjadi kanker hati. Vaksin hepatitis B disuntikan di paha bayi segera lahir, sebelum berumur 12 jam, untuk mencegah penularan virus hepatitis B dari ibu pada bayinya. Setelah itu vaksin hepatitis B disuntikan pada usia 1 bulan dan pada usia 6 bulan, dapat digabung dengan imunisasi DPT dan Hib.
Imunisasi Polio: untuk mencegah kelumpuhan akibat serangan virus polio liar yang menyerang sel-sel saraf di sumsum tulang belakang. Bila menyerang otak dapat lumpuh seluruh tubuh dan kematian. Vaksin polio diteteskan kedalam mulut bayi baru lahir ketika akan pulang kerumah, dilanjutkan pada umur 2,4,6,18-24 bulan dan 5 tahun.
Imunisasi BCG: untuk mencegah Tuberkulosis(Tbc) berat pada paru, otak, kelenjar getah bening dan tulang sehingga menimbulkan sakit berat, lama,kematian atau kecacatan. Vaksin BCG disuntikan dikulit lengan atsa kanan pada umur 2-3 bulan. Bekas suntikan setelah 1 bulan dapat timbul benjolan kemerahan,kemudian pecah,keluar seperti nanah, tanpa demam dan nyeri, adlah reaksi yang umum terjadi dan tidak berbahaya. Bekasnya dapat terlihat seumur hidup.
Imunisasi DPT atau DPaT: untuk mencegah 3 penyakit Difteri,Pertusis dan Tetanus. Kuman Difteri membentuk membran tebal yang menyumbat jalan nafas, serta yang mengeluarkan racun yang melumpuhkan otot jantung, sehingga bnyak menimbulkan kematian. Kuman Pertusis mengaibatkan batuk hebat dan lama (100 hari), sesak nafas, radang paru sehingga banyak menyebabkan kematian bayi. Kuman Tetanus melalui tali pusat, atau luka dalam yang sempit, kemudian kuman mengeluarkan racun yang menyerang otot syaraf otot, sehingga ototseluruh tubuh menjadi kaku, tidak bisa diminum, makan atau bernafas, sehingga banyak menimbulkan kematian. Vaksin DPT disuntikkan dipaha mulai umur 2 bualn, dilanjutkan pada umur 3-4 bulan,4-6bulan, dan 18-24 bulan , dengan vaksin yang isinya sedikit berbeda (DT,Td atau TT).
Imunisasi Hib dan Pneumokus: untuk mencegah serangan kuman Hib dan pneumokokus yang mengakibatkan radang paru (pneumonia), radang telinga tengah dan radang otak (meningitis) yang banyak menimbulkan kematian atau kecacatan. Vaksin Hib dan Pneumokokus disuntikan mulai umur 2,4,6, dan 15 bulan, dapat digabung dengan vaksin DPT atau DPaT.
Imunisasi Rotavirus : untuk mencegah diare berat akibat Rotavirus, yang mengakibatkan bayi muntah mencret hebat, kekurangan cairan, gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa, sehingga banyak menyebabkan kematian. Vaksin Rotavirus di teteskan perlahan ke mulut bayi mulai umur 2,4 (dan 6 bulan), tergantung jenis vaksin.
Imunisasi Influenza: untuk mencegah serangan virus influenza yang mengakibatkan batuk pilek hebat, demam tinggi, sesak nafas radang paru, sehingga dapat menyebabkan kematian. Vaksin influenza disuntikkan mulai umur 6,7 bulan, kemudian diulang setiap tahun pada balita, usia sekolah, remaja, dewasa, bahkan usia lanjut.
Imunisasi Campak: untuk mencegah serangan virus campak yang mengakibatkan demam tinggi, ruam di kulit, mata, mulut, radang paru (pneumonia), diare, dan radang otak, sehingga banyak mengakibatkan kematian. Vaksin campak disuntikkan mulai usia 9 bulan dan 6 tahun.
Imunisasi Cacar air (varisela): untuk mencegah penyakit cacar air yang merusak kulit, mata, menimbulkan diare, kadang-kadang radnag paru, dan keguguran bila menyerang janin dalam rahim. Vaksin cacar air disuntikan mulai umur satu tahun.
Imunisasi MMR: untuk mencegah serangan virus MMR, yaitu Mumps (gondongan,megakibatkan radang buah zakar, mandul) Morbili (campak) dan Rubela (campak jerman) yang dapat menyerang janin sehingga mengakibatkan keguguran atau buta, tuli,keterbelakangan mental dan kebocoran sekat jantung bayi. Vaksin MMR disuntikkan mulai umur 15 bulan dan diulang pada umur 5-6 tahun. Berdasarkan 26 penelitian pakar di berbagai Negara vaksin MMR tidak terbukti menyebabkan autism.
Imunisasi Tifoid: untuk mencegah penyakit demam tifoid berat yang mengakibatkan demam tinggi dan lama, diare atau obstipasi, radang sampai kebocoran usus, dapat mengakibatkan kematian. Vaksin demam tifoid disuntikan mulai umur 2 tahun, diulang setiap 3 tahun.
Imunisasi Hepatitis A: untuk mencegah kerusakan hati karena serangan virus hepatitis A, yang dapat mengakibatkan kematian. Vaksin hepatitis A disuntikkan mulai umur 2 tahun sebanyak 2x selang 6 bulan.
Imunisasi HPV: untuk mencegah kanker leher rahim karena virus human papilloma (HPV) yang menyerang tanpa gejala sejak usia remaja dan akan mengakibatkan kanker leher rahim pada dewasa. Vaksinasi HPV disuntikkan 3x pada remaja perempuan mulai umur 10 tahun, dilanjutkan 1-2 bulan dan 6 bulan kemudian. Setelah mengetahui peranan penting imunisasi bagi bayi dan balita anda, tugas terpenting anda sebagai orangtua adalah memantau jadwal imunisasi anak anda. Karena tren dunia bukan lagi soal pengobatan tetapi pencegahan. Bukan mencegah lebih baik dari pada mengobati ? Dan kesehatan anak kita merupakan investasi terbesar kita.