Banyak orang yang sudah mendengar tentang USG 4D, terutama untuk ibu hamil. Tetapi masih banyak kerancuan di masyarakat terkait hal ini. Selain USG 4D, ada juga istilah USG skrining, USG Anatomi, USG Fetomaternal, dan lain-lain. Apakah itu? Apakah bedanya? Belum lagi dari segi harga, ada USG 4D yang sangat murah hingga yang mahal. Lalu apa bedanya? Apa pemeriksaannya sama ?
Secara normal, USG untuk pemeriksaan ibu hamil dilakukan dalam 2D. Artinya, dalam bentuk gambar hitam putih, dalam potongan satu bidang. Ibaratnya jika Anda memotong satu buah semangka, nah gambaran bidang yang terpotong itu yang tampak di layar. Karena itu USG 2D tidak tampak bentukan seperti misal wajah bayi secara langsung atau tangan bayi atau bagian tubuh lainnya.
Kemudian berkembang USG 3D, dimana gambarnya berbentuk volume. Sehingga gambaran buah semangka tadi tampak bulat dan utuh. Begitu pula jika melihat bayi maka akan tampak seperti bentuk bayi sesungguhnya dari luar. Namun resolusi gambar tetap tidak akan sebaik seperti kamera foto jika kita memotret objek di luar. Warna juga tidak akan seperti aslinya.
Lalu muncul pula USG 4D. Apa bedanya dengan 3D? Dimensi ke 4 apa yang ditambahkan dalam pemeriksaan 4D? Dimensi Waktu. Sehingga jika USG 3D menampilkan gambar di layar dalam posisi diam, maka pada USG 4D gambar akan bergerak (real-time). Jadi pada pemeriksaan USG 4D, gambar akan berbentuk seperti aslinya (volume) dan bergerak secara real-time di layar. Maksud dari real-time adalah jika bayi bergerak di dalam kandungan maka saat itu juga akan tampak pergerakan bayi di layar USG.
Lantas mengapa ada pemeriksaan USG 4D yang murah (kurang dari 200.000 rupiah) namun ada juga yang mahal (berkisar 700.000 – 1.000.000 rupiah)? Tentu saja karena tujuan pemeriksaan itu dan prosedur yang dikerjakan berbeda. Ada yang disebut Entertainment USG atau USG for Fun. Hal ini biasanya yang lebih murah, USG 4D hanya digunakan untuk melihat wajah atau bagian-bagian tubuh tertentu saja, misal kelamin.
Di US, banyak toko-toko USG for FUN yang hanya mengerjakan USG 4D untuk melihat wajah janin saja, tanpa mengerti kondisi janin. Murah, karena pemeriksaan mudah, cepat, dan dapat dilakukan oleh dokter tanpa keahlian khusus.
Sedangkan ada pula jenis USG yang lain, dengan tujuan memeriksa (skrining) normal tidaknya semua organ janin. Ini sering juga disebut USG Skrining, USG Anatomi, USG Fetomaternal, USG Detail, dan lain sebagainya. Ini yang relatif mahal berkisar 700.000 – 1.000.000 rupiah. Penyebabnya karena pemeriksaan sulit, lama (45 – 60 menit), dan hanya dikerjakan oleh dokter dengan keahlian khusus. Dokter yang mengerjakan USG skrining biasanya dokter kandungan subspesialisasi fetomaternal atau memiliki sertifikat USG level madya.
Dalam USG Skrining dokter akan memeriksa tiap organ tubuh janin mulai ujung kepala sampai ujung kaki. Tujuannya adalah untuk mencari ada tidaknya kelainan. Meskipun demikian, USG tetap memiliki keterbatasan, akurasi deteksi hanya 60-70% saja. Sering di akhir pemeriksaan ini ditambahkan pemeriksaan 4D wajah, sehingga rancu juga disebut USG 4D.
Namun sekarang sudah jelas bahwa tujuan, prosedur, operator yang mengerjakan berbeda sekali, sehingga harga tentu berbeda. Jadi kalo ada yang sudah menjalani USG 4D wajah saja, itu tidak menjamin bahwa keadaan organ bayi normal. Jadi mulai sekarang sudah mengerti ya bahwa USG Skrining dan USG 4D wajah saja itu sangat berbeda.
Muhammad Ilham Aldika Akbar, SpOG
Dokter Spesialis Kebidanan Kandungan
RSIA Kendangsari Merr
Surabaya